Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton


Jember. barathanews.com.   Menyikapi keluhan petani terkait harga gabah yang tidak sesuai dengan HPP 6.500/ kg seperti yang telah di tetapkan pemerintah. Perum Bulog Jember menegaskan bahwa Pemerintah mematok HPP gabah kering sawah 6.500/ kg. Harga ini tidak hanya untuk Bulog tapi seluruh penggilanngan padi. Hal ini disampaikan Fedrial Farhan Waka Bulog Jember usai Pansus I  LKPJ di DPRD Jember, Senin (14/4/2025). 

"Harga 6.500 ini melalui Inpres no.  6 tahun 2025, yaitu kewajiban untuk membeli gabah  6.500 ini bukan hanya Bulog. Perlu di garis bawahi, seluruh penggilingan, swasta juga membeli di harga 6.500/ kg. Jadi kewajiban ini, tidak hanya perintah untuk Bulog saja  tapi juga untuk seluruh penggilingan padi. Hal ini sama dengan statmen yang disampaikan oleh Menko Zulkifli Hasan." Ujar Fedrial. 

Untuk kualitas gabah, Menurut Fedrial, Bulog  membeli bulir gabah. 

"Kami beli gabah, untuk jerami kita minta petani untuk membersihkan gabahnya atau kita blower, nanti sampah jerami itu kita kembalikan pada petani." Ungkapnya. 

Fedrial tidak membantah,  juga ada gabah yang kualitasnya jelek.

"Kalau gabah   sudah menghitam dan berkecambah. Untuk kadar air, yang 28%, 30% kami terima tapi kalau jerami kami pisahkan dan di kembalikan ke petani." Paparnya. 

Bulog optimis, selain  bekerjasama dengan TNI AD juga bekerjasama dengan mitra untuk   menambah kapasitas. 

"Kita kerjasama kantor pusat dengan TNI AD dalam hal jemput gabahnya. Pendaftaran di koordinasi oleh Kodim, pengiriman gabah maksimal jam 3 sore agar menghindari nginep truk dan pembongkaran lancar,  bisa dilaksanakan pada hari tersebut. " Tegasnya. 

Pihaknya juga bekerjasama dengan KTNA dan HKTI untuk menyerap gabah di tingkat petani khususnya kelompok tani. 

"Saat ini, terserap 2000 ton / perhari. Target kita 59.200 ton setara beras. Kapasitas gudang kita 116 ribu ton." Imbuhnya. 

Dengan terbatasnya driyer,  penyerapan gabah petani oleh Bulog Jember terbatas,  pihaknya perlu dukungan  Pemkab. 

"Kita minta dukungan dari Pemkab untuk mensupport khususnya dalam hal penyediaan driyer dan mendorong penggilingan- penggilingan swasta untuk mengirimkan hasil produksi beras atau bekerjasama dengan kita dalam hal pengolahan gabah kering panen untuk dapat di serap bersama- sama." Pungkasnya. 

Fedrial Farhan 


Sementara, Chandra Arifianto  Ketua Komisi B DPRD Jember yang juga anggota Pansus 1 LKPJ menyampaikan bahwa dalam dengar pendapat ini dihadiri  Wakil Pimpinan Bulog. 

"Kami banyak mencari informasi, mendalami terkait dengan serapan Bulug terhadap gabah yang ada di masyarakat. " Ujarnya. 

Diakui, hari ini masih banyak kendala di masyarakat terkait serapan gabah. 

"Sebenarnya, sistem nya yang bisa masuk ke Bulog itu adalah Poktan atau Gapoktan yang sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian . Setelah itu mengisi aplikasi dan di terbitkan surat jalan oleh Bulog. " Ungkapnya. 

Chandra Arifianto 


Menurut Chandra, pada panen raya ini terjadi penumpukan dan antrian dalam proses pengiriman gabah tersebut. 

"Ini terjadi karena Bulog masih belum siap sarana dan prasarana serapan gabah. Saat ini Bulog hanya memiliki 6 driyer dan pengeringan di lantai namun karena kondisi cuaca, pengeringan itu tidak bisa optimal." Paparnya.

 ( herry)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM