Era Digital, Kominfo Hadirkan Harmoni Indonesia Untuk Generasi Muda Anti Hoax
Jember. Harmoni Indonesia merupakan salah satu agenda kegiatan Kominfo dan Penggerak Budaya Indonesia dan untuk memperimgati HUT RI Ke 74 ini, menggelar acara Sosialisasi dengan tema , Pancasila , Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia di Ponpes Al Qodiri Jember , selasa (13/8). Acara ini juga diisi dengan pentas budaya, Hadroh, talkshow dan terakhir Delarasi Bersama Anti Hoax dan doa bersama. Acara di hadiri ratusan santri dan pelajar Al Qodiri Jember yang buka oleh Wakil Bupati Jember, Drs. KH. Muqid Arief dan doa oleh Pengasuh Ponpes Al Qodiri Jember, KH. Muzaki Syah.
Acara inti, Talk Show dengan moderator Husnan Yasin SH, Spd dengan nara sumber , KH. Ahmad Sugeng Utomo, Pembina Penggerak Budaya Nusantara, Drs. Bambang Gunawan, Msc selaku Direktur dan Informasi Politik, Hukum dan Keamanan Kominfo RI, Syaiful Arif, M.Hum Direktur Eksikutif Direktur Institut Eksikutif Demokrasi Republika.
“ Intinya, kerjasama berbagai factor sehingga factor-faktor tersebut menghasilkan kesatuan yang sangat luhur. Konsep dari Harmoni Indonesia adalah keragaman, Indonesia adalah beragam agama dan budaya ,suku dan bahasa. Timbal balik atau interaksi di dalam masyarakat , menuju kesatuan yang luhur. Sekarang in Era globalisasi sehingga antar Negara sudah tidak ada jarak lagi di dekatkan oleh sebuah tehnologi, piranti kecil berupa HP yang terkoneksi oleh internet. Oleh karena itu arus informasi sudah masuk ke Indonesia tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ini Pekerjaan yang sangat berat dari Kominfo, bagaimana untuk memberantas informasi, konten-konten yang sangat negative masuk Indonesia, sedangkan mentalitas Indonesia masih belum siap dan belum bijaksana untuk menggunakan HP tersebut.” Terang Husnan Yasin selaku moderator dalam membuka acara ini.
Husnan Yasin juga mengungkapkan alasannya di gelarnya acaranya ini, yaitu adanya goncangan budaya akibat informasi. “Dengan gencarnya arus informasi dan globalisasi yang masuk ke Indonesia, sehingga terjadi goncangan budaya, kultural shok karena Kecepatan informasi yang masuk, juga adanya kesenjangan budaya karena informasi tidak merata di sebuah Negara. ini mengakibatkan guncangan budaya , untuk itu, semua elemen Negara harus menyatu. “ Paparnya.
salah satu narasumber, KH. Ahmad Sugeng Utomo, Pembina penggerak Budaya Nusantara menyampaikan pengalamannya di sebuah Ponpes di Madura, dimana semua santri dilarang bawa HP namun ketika Gusnya membuat sebuah status, ternyata yang like , sekian ribu banyak dari santrinya , sehingga ini harus ada solusi. “ Kiai jaman sekarang, mau tidak mau harus berani mengambil sikap untuk membuka diri terhadap perkembangan era digitalisasi ini. ” Paparnya.
Hal ini juga di perkuat oleh materi yang disampaikan oleh Syaiful Arif , M.Hum yang membahas nasionalisme Pesantren berdasarkan Pemikran Gus Dur dan Nasionalisme NU Hal ini berdasarkan pengalamannya saat menjadi Santri Gus Dur. “Nila-nilai Pancasila tidak bertentangan dengan Al Quran justru sebaliknya. NU sudah menegakkan nasionalisme Indonesia melalui 4 tahap.” Ujarnya.
Secara tegas, Drs. Bambang Gunawan, Msc sebagai narasumber terakhir mengajak pada semua santri, untuk memastikan semua informasi itu benar dengan cek dan ricek. “Menggunakan pendekatan tabayun, cek dan ricek, teliti dulu baru kita share , kita harus mpunya kebiasaan membaca informasi sampai tuntas. Untuk pesantren Kominfo tidak bisa melarang penggunaan HP tapi bagaimana kita membatasi penggunaan HP , kalau dilarang nanti kita akan melahirkan generasi-generasi yang gagap tehnologi. Bagaimana HP bisa diatur penggunaannya tidak bisa dilarang karena di situ ada hal-hal positif yang kita bisa gunakan, kita bisa berdagang, bisa bersilaturahmi dengan keluarga.” Pungkas Bambang Gunawan. (herry)
Komentar
Posting Komentar