Seminar Dan Pentas Seni Meneguhkan Keberagaman Untuk Generasi yang Toleran
Jember. barathanews.com. Mahasiwa Merdeka Belajar (PMM) kelompok 11 Univeritas Jember sinergi dengan Peace Leader Indonesia, Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan dan Bakesabngpol Jember untuk Pentas Seni Nusantara dan dialog meneguhkan keberagaman untuk generasi Toleransi di
Aula Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jl. R.A. Kartini No.58, Tembaan, Kepatihan, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember, Sabtu (4/11/2023).
"Hakikat toleransi memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengekspresikan keyakinan, pandangan, kebiasaan dan hal lainnya di dalam hidup bermasyarakat." Terang A. David Fatahillah S.Sos Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konfik BakesbangPol Jember.
Menurut David, rasa untuk saling menghargai dan menghormati orang lain yang berbeda, dapat diwujudkan melalui perjumpaan-perjumpaan yang tercipta atau diciptakan dalam keseharian.
"Ruang jumpa antara orang dari berbagai suku, ras, agama, dan kepercayaan dapat diwujudkan di ruang-ruang publik, seperti sekolah dan pendidikan tinggi. Ruang perjumpaan ini memungkinkan untuk meminimalisasi sekat-sekat prasangka antarsuku, ras, agama, dan kepercayaan yang berbeda." Ungkapnya.
Meski demikian, ujarnya, tidak dapat dipungkiri ruang perjumpaan ini sering tidak tercipta. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah lingkungan yang homogen.
"Faktor lainnya bisa disebabkan karena adanya stigma negatif terhadap suku, agama, kepercayaan, atau ras tertentu yang menyebabkan ruang perjumpaan diminimalisasi." Imbuhnya.
Sementara itu Dina Tsalist Wildana S.HI., L.LM dari Aktivis CHRM Universitas Jember menegaskan bahwa perempuan dan anak sebagai individu yang termasuk kelompok rentan, memiliki risiko dalam menerima dampak yang lebih parah dari situasi konflik yang terjadi.
"Menjadi harapan kita bersama, bahwa Rencana Aksi P3AKS itu ada, yang terbagi dalam 3 pilar yaitu pencegahan, penanganan, dan pemberdayaan atau partisipasi ini." Ujarnya.
Menurut Dina, ini dapat menjadi instrumen yang dapat lebih menguatkan koordinasi dan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan organisasi masyarakat sipil dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik social.
"Pemberdayaan perempuan dalam konflik diberikan kepada perempuan korban konflik atau yang bukan korban konflik diarahkan agar perempuan dapat berpartisipasi dalam membangun perdamaian melalui kegiatan pelatihan tentang kemampuan melakukan negosiasi, mediasi, advokasi, kampanye penghentian konflik, melakukan investigasi dan pengumpulan data korban konflik, memfasilitasi evakuasi masyarakat dan korban konflik, melakukan pendampingan dan memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak, serta pelibatan dalam pengambilan keputusan untuk melindungi perempuan dan anak dalam konflik." Ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan Setyowati Karyaningtyas, Ketua Panitia yang juga pendamping Lapangan PMM Modul Nusantara kelompok 11 Univeritas Jember mengatakan bahwa Keberagaman Untuk Generasi yang Toleran.
"Diharapkan generasi muda saat ini lebih peduli dan lebih peka terhadap isu-isu toleransi dan kebinekaan mengingat Indonesia adalah Negara yang pluralistic baik dari segi agama, ras, dan antar golongan." Ujarnya.
Dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika, pihaknya mengajak agar semboyan ini kita pegang untuk menjalankan kehidupan yang aman. Damai. Sejahtera, dan saling berdampingan dalam bingkai NKRI.
"Dengan kegiatan ini, juga diharapkan dapat menggali dukungan dari stakholder terkait agar senantiasa mendukung program-program yang berkaitan dengan isu-isu kebinekaan dan toleransi. Kita sinergi dengan Peace Leader dan SMP Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember." Pungkasnya. ( rd)
Komentar
Posting Komentar