Bimtek Pemasaran Pariwisata Jember, Harus Unik Dan Eksklusif


Jember.  barathanews.com.        Anggota Komisi X DPR-RI, H. Mohammad Nur Purnomosidi atau lebih akrab dipanggil panggil Bang Pur bekerjasama dengan Kemenparekraf menggelar Bimtek Strategi Komunikasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Media Digital yang diikuti pegiat wisata Kabupaten Jember di Hotel Royal, Rabu (29/5/2024).    

Acara ini dibuka Bambang Rudianto, S,Sos,MSi Kepala Disparbud Kabupaten Jember mewakili Bupati Jember dengan narasumber Dr. Mohammad Sulhan tentang Strategi Komunikasi, Pemasaran Pariwisata bagi semua stakeholders, semua harus terlibat dalam personil branding untuk menyuarakan pariwisata di Jember.                  

"Pemerintah Daerah harus mulai mengajak seluruh stakeholder pariwisata yang ada di sini untuk berubah, pariwisata bukan tanggung jawab Pemda saja tapi seluruh komunitas yang ada di Jember." Ujar Bang Pur.                             

Hal yang sama disampaikan Dr. Mohammad Sulhan, Dosen Ilmu Komuniikasi Fisipol UGM selaku narasumber yang menegaskan bahwa dengan Bimtek ini tercipta fungsi humasnya bukan divisi humas atau lembaga karena setiap orang punya kemampuan menggunakan media sosial, mampu memanage tiktok, instragram untuk selling, mempromosikan.    


Bang Pur ( kanan) M.Sulhan ( kiri )
"Semua tempat harus bergerak sendiri, menyiapkan dirinya dengan menggunakan media yang ada." Ujarnya.  

Sulhan melihat, secara fisik Jember itu adalah tempat yang tidak mudah untuk di datangi, keberadaan lokasinya yang membuatnya sangat beda.          

"Belajar kasus - kasus di Eropa, Afrika, tempat-tempat yang susah di kunjungi harus membranding dirinya secara unik." Paparnya.  

Artinya, lanjut Sulhan, ada turis yang datang memang khusus menjumpai pariwisata ekstrem, jadi yang di bangun itu bukan pariwisata yang meniru. Memfollow kalau Banyuwangi bikin, bikin juga, kalau Malang bikin bikin juga, ini tidak tapi pariwisata yang punya tantangan sendiri, umpamanya arung jeram, tinggal di hutan, surfing, itu adalah tempat- tempat yang di datangi orang yang punya maksud datang.  

"Artinya, tempat yang jauh itu harus di bayar dengan sebuah penjualan produk yang khusus. Misal di Kalimantan ada turis yang rekreasi di sungai saja, itu di datangi secara khusus tapi mahal." Ungkapnya. Saat Ini Thailand, menurut Sulhan, mengurangi jumlah turis nya. Lebih baik melayani turis sedikit, 30 orang tapi bayarnya mahal dari pada turis 300 orang tapi bayarnya sedikit, duit nya sama.                                                           

"Dari pada melayani 300 turis, mending melayani yang 30 orang tapi dengan jumlah duit yang sama. Jember harus seperti itu, karena potensi. Jember sebagai tempat eksklusif, berpikirnya harus ke sana. Kalau bicara pariwisata masif seperti ini, kalah dengan Banyuwangi, kalah dengan Malang. " Pungkasnya. 



 ( herry )



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton