Muharram 1446 H, Ritual Sandhorellang di Makam Dusun Mojan Desa Klungkung
Jember. barathanews.com. Ritual Sandhorellang ( Ritus ) di makam umum Dusun Mojan Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi Jember merupakan agenda rutin tahunan tiap 1 Muharram atau tahun baru islam (hijriah). Untuk tahun 1446 H / 2024 M ini lebih meriah dari tahun- tahun sebelumnya, hal ini berkaitan dengan hadirnya komunitas budaya, pegiat budaya, Muspika, tokoh masyarakat, tokoh agama ikut dalam diskusi budaya Desa Klungkung usai acara ritual Sandhorellang, Minggu ( 7/7/2024).
Bagi masyarakat sekitar, ritual Sandhorellang ini adalah ritul rutin biasa tiap tahun namun bagi pegiat dan komunitas budaya, ritual ini adalah sejarah dan budaya.
"Ritual Sandhorellang ini adalah ritual pemujaan, artinya berdoa untuk keselamatan kita semua mulai dari leluhur, bhujuk- bhujuk. Makanya di sini dinamakan Mojan, artinya pemujaan. " Ujar Asrah Joyo Widono, S. Kep, Ners, SH, Msi Camat Sukorambi .
Ritus ini sudah turun- temurun yang berasal bhujuk- bhujuk atau leluhur. Ada 7 bhujuk Sandhorellang, antara lain bhujuk Taka, bhujuk Ramah, bhujuk Biyung, bhujuk Zeman, bhujuk khettek dan bujuk krocok. Konon, menurut sesepuh di Dusun Mojan bahwa ritual ini sudah ada sejak tahun 1917 M dan kalimat yang dibaca oleh para anggota dilestarikan secara turun temurun dengan cara harus dihafalkan dan tidak boleh di tulis. Saat ini sudah generasi ke 7.
"Alhamdulillah, Sandhorellang ini sudah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Ristek Dikti sebagai Tarian Desa Budaya. Mendapatkan penghargaan sebagai Desa Budaya.
"Pak Kades mendapatkan penghargaan waktu di NTB sebagai Desa Budaya." Ujarnya.
Asrah bersyukur Sandhorellang ini, mendapat dukungan, apresiasi dari komunitas budaya sehingga di dukung oleh Kementerian Ristek Dikti dan Dinas Pariwisata Jember.
"Kecamatan Sukorambi banyak potensi dan Sandhorellang ini sudah nasional dan nanti ada event besar, internasional. " Imbuhnya.
Hal yang sama disampaikan Abdul Ghofur Kades Klungkung, bahwa Sandhorellang ini berdoa pada Allah SWT dan keselamatan.
"Nama Sandhorellang ini, saya tidak tahu persis artinya tapi tujuannya jelas yaitu untuk kemaslahatan umat." Ujarnya.
Menurut Ghofur, Sandhorellang ini adalah ritual bukan tontonan tapi kalau dikenal kan pada masyarakat lebih luas, manfaatnya lebih besar karena akan mengangkat perekonomian di desa Klungkung.
"Harapannya kedepan, manfaatnya." Ungkapnya.
Untuk kedepan, pihaknya berharap ada perkembangan terkait renovasi makam dan sarana - prasarana ritual Sandhorellang.
"Kita siap seandainya ada anggaran dari pemerintah untuk merenovasi makam dan fasilitas lainnya sehingga desa budaya ini bisa berkembang. " Pungkasnya. ( herry).
Komentar
Posting Komentar