Uniknya Para Penyanyi Linkrafin, Dari Ibu Rumah Tangga, Pegawai Kantoran Sampai Anak Bupati




Jember. barathanews.com. Sudah tahu Linkrafin? Komunitas musik asal Jember yang melaung pamor lewat tembang Jember Nusantara ini, punya banyak keunikan selain lagu-lagu yang bergenre kontemporer tradisional-modern dan lirik sastra bermuatan ke-nusantara-an yang sarat makna. 

Salah satunya adalah latar belakang para penyanyinya yang beragam. Ada yang merupakan ibu rumah tangga, peternak kambing, pegawai kantoran sampai anak bupati. Yuk kenalan satu per satu.

Pertama ada Jamhari, pelantun kejung yang jadi sesepuhnya para penyanyi Linkrafin. Pria yang akrab disapa Mbah Jam ini adalah seniman tradisional yang bergabung dengan Linkrafin sejak mula. Sehari-harinya, selain menunggu panggilan untuk manggung dimana-mana, Mbah Jam sibuk “angon” kambing dan sapi. Angon itu sebutan berbahasa Jawa untuk orang yang pekerjaannya memelihara dan merawat hewan ternak untuk diperjual-belikan. Jangan salah duga, sebab jumlah kambing dan sapi yang dimiliki Mbah Jam cukup banyak.

Lalu ada Dian Komala, seorang ibu rumah tangga yang sukses menjadikan hobi menyanyinya jadi sumber penghasilan. Kalau kamu anak Jember yang suka ikut lomba menyanyi, sudah pasti tidak asing dengan wanita manis yang sering dipanggil Mbak Dian ini. Sebab, selain mengisi kesehariannya dengan jadwal reguler menyanyi di café dan restoran terkemuka, Mbak Dian adalah langganan menjadi juri lomba menyanyi. Jangan tantang Mbak Dian menyanyi keroncong, percayalah, tak ada lawan.

Selanjutnya ada Azki Zarkasi, pria muda yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai di perusahaan telekomunikasi nasional. Sejak anak-anak, Azki sudah menjadi penyanyi, bahkan ia sempat punya single lagu khusus anak-anak. Bergabung sejak awal di Linkrafin, Azki paling sering dimintai foto dari kalangan ibu-ibu dan kaum hawa. Tak heran, sebab selain bersuara emas, Azki punya paras yang lumayan menarik.


Pelantun sinden Linkrafin, Dea Ananda juga punya latar belakang yang unik. Selain aktif sebagai sinden pertunjukan wayang kulit dimana-mana, perempuan manis asal Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo ini tercatat sebagai guru honorer di salah satu SD negeri di desanya. Saat ini Dea sedang menempuh kuliahnya di salah satu perguruan tinggi swasta di Jember. Tidak hanya mampu memukau dengan suara tinggi yang melengking, Dea punya cengkok sinden yang khas dan mudah dikenali suaranya.

Aiga Diva adalah penyanyi termuda yang bergabung di Linkrafin sejak masih duduk di bangku kelas 6 SD. Kini ia sudah tercatat sebagai siswi di SMAN 4 Jember. Mulai bernyanyi sejak umur empat tahun, perempuan muda berparas manis ini, sering menjuarai lomba menyanyi di berbagai tingkatan. Selain sudah mengeluarkan single lagunya sendiri, Diva juga aktif terlibat di dunia akting. Di atas panggung, saat tampil, Diva punya tingkah dan suara yang menggemaskan. 

Bergabung sejak 2022, adalah Berlian Azzahra. Putri ketiga dari Bupati Jember Hendy Siswanto ini, sejak remaja sebenarnya sudah menunjukkan bakat menyanyinya. Karena kesibukannya sebagai pengusaha kuliner dan fashion, Bella, begitu ia akrab disapa, tidak punya waktu untuk menekuni bakat terpendamnya itu. Baru bersama Linkrafin, Bella kembali ke atas panggung showbiz. Saat ini, ia sedang menyiapkan proyek single lagu berbahasa inggris.

Kemudian ada Dita, lady rocker muda yang bergabung sebelumnya sebagai vokalis Band Uplifted, proyek musik di bawah naungan Linkrafin. Dita yang punya karakter suara rock ini baru awal tahun 2024 bergabung jadi penyanyi Linkrafin. Debut perdananya adalah tampil di Grand Carnival JFC ke-22 pada 4 Agustus 2024 nanti.

Menjaga keharmonisan banyak penyanyi dari latar belakang keseharian dan usia yang berbeda-beda memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini diakui Yudho Andriansyah selaku founder Linkrafin.

“Mereka semua punya latar belakang dan jarak usia yang tidak se-angkatan, itulah yang kami ramu jadi keunikan,” kata Yudho menambahkan.

Dinamika dalam dunia musik itu biasa, kata Yudho. Pengalamannya sebagai vokalis Sevendream yang pernah mencicipi pentas industri musik nasional menjadi bekal untuk mengelola manajemen Linkrafin hingga bisa bertahan sampai hari ini. 

“Kami di manajemen juga menyadari kalau mereka punya kesibukan masing-masing, kuncinya hanya saling mengerti dan menjaga attitude,” katanya lagi.

Mengikuti perjalanan Linkrafin dari panggung ke panggung sejak mula, terlihat sekali banyak dinamika melalui formasi yang terkadang berubah-ubah. Bisa jadi satu orang penyanyi tidak ikut tampil dan digantikan oleh penyanyi lainnya. Yudho menyebut hal itu juga biasa terjadi di industri. Lebih-lebih, Yudho memang fokus untuk mendorong manajemen yang semaksimal mungkin berasaskan profesionalisme. 

“Ekosistem kami mungkin tumbuh sebagai komunitas yang berbasis kesukaan atau hobi. Tapi dalam hal-hal yang berkaitan dengan karya dan publik, tentunya harus profesional baik secara materil maupun non-materil,” imbuhnya.

Apa yang dikatakan Yudho memang ada benarnya. Mustahil menyatukan banyak kepala dengan perbedaan latar belakang jika tidak berlandaskan pada sebuah tujuan. Tujuan untuk menjadi yang terbaik secara karya dan juga etika. 

Penasaran dengan penampilan Linkrafin yang selalu berbeda-beda dan berhasil memukau audiens dengan konsep yang tidak biasa? Jangan lewatkan penampilannya di acara Grand Carnival JFC ke-22 pada tanggal 4 Agustus 2024 mendatang. Jaminan seru! (red)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton