Pataji Nuso Barong, Dorong Ada Musium Keris Khas Jember

Jember.barathanews.com.   Pameran dan Bursa Ekonomi Kreatif 2024 yang berlangsung 3 hari, 7-9 Juni 2024 di Balai Serba Guna Kaliwates Jember menampilkan benda pusaka, keris, batu Nusantara, batu mulia, benda antik, seni rupa , eco turis dan produk ekraf lainnya. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Linasrillah Nurus Subhi atau akrab di panggil Gus Anas yang hadir pada Sabtu (8/6/2024) malam. 


"Alhamdulillah, Paguyuban antik Jember sukses, membuat peredaran ekonomi berjalan. Saya membeli beberapa koleksi temen- temen." Terang Gus Anas yang juga Ketua Pataji Nuso Barong ( Paguyuban Pecinta Tosan Aji ). 

Sambil berkeliling ke stand- stand dan juga sempat membeli keris dan kain sarung batik kuno, Gus Anas melihat ini terlalu eksklusif, bagus karena di dalam gedung cuma publikasi nya kurang terutama pada para pelajar dan mahasiswa. 
 
"Seandainya, tapi Pataji Nuso Barong bukan panitia, berharap anak - anak pelajar dilibatkan untuk melihat dan mengedukasi tentang keris, benda pusaka Nusantara itu mungkin lebih baik." Ujarnya. 

Menurut Gus Anas, Ada ending dari perhelatan. Pataji Nuso Barong selalu mendorong pada pemerintah untuk mempunyai museum keris terutama mempublikasikan senjata khas Jember. 

"Jember punya senjata khas, nama nya pedang pace. Ini perlu di gali lagi oleh Dinas Pariwisata karena ini sama seperti mandau, rencong." Paparnya. 

Hal ini, menurut Gus Anas sudah dilakukan Pataji Nuso Barong, jadi pihaknya tidak hanya mendorong tapi sudah dilakukan setiap bulan sekali untuk edukasi, mengenal apa itu keris, tosan aji , pedang pace. 

"Besok, tanggal 9 Juni kami di Wuluhan rapat bulanan untuk kumpul membahas tentang keris dan kedepannya apa. Harapan kami, Dinas Pariwisata lebih semangat terus untuk peduli dengan budaya- budaya di Jember terutama keris , pedang pace dan punya keseriusan penuh untuk mendirikan museum keris karena di Jember lebih banyak keris." Ungkapnya. 

Menurut Wowol Suraeng Koko Pembina dan pendiri Pataji Nuso Barong pedang pace itu tidak terdeteksi karena pada saat itu politik kerajaan saat itu adalah bumi hangus sehingga tidak tercatat dalam buku besar, sejarah Jemberpun tidak ada. 

"Setahu saya nama pace ada 2 tempat, di Silo dan Nganjuk tapi di Nganjuk pace itu tempatnya dangdutan.." Ujarnya. ( herry).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton