KKN Kolaboratif Kelompok 171: Rahasia Sukses UMKM “Kue Kacang Maknyuss” di Jember Terungkap
Jember. barathanews.com. Pemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi mengadakan KKN Kolaboratif 2024. Program ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang akademis untuk bersinergi, mengasah keterampilan hidup, dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Melalui KKN ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang mereka pelajari di kampus ke dalam praktik nyata. Tema KKN tahun ini adalah ketahanan pangan, sebuah isu krusial dalam memastikan stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan tema ini, mahasiswa diharapkan dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Jember melalui berbagai program dan kegiatan inovatif yang mereka rancang serta implementasikan selama masa KKN.
Program-program ini mencakup praktik-praktik pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan serta transfer pengetahuan tentang pengolahan pangan. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan solusi, inovatif dan berkelanjutan dalam bidang ketahanan pangan, salah satunya adalah UMKM Produksi “Kue Kacang Maknyuss” yang Tim KKN Kolaboratif Posko 171 temui.
Pada tanggal 25 Juli 2024, mahasiswa dari KKN Kolaboratif Posko 171 Kabupaten Jember mengadakan kegiatan Survei dan kunjungan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah mereka. Salah satu usaha yang mereka kunjungi adalah “Kue kacang Maknyuss”, sebuah usaha yang telah menjadi kebanggaan lokal di Dusun SumberSuko, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember.
Pak Doni, pemilik dari kue kacang Maknyus, memulai usaha. ini pada tahun 2016. Berawal dari kecintaannya pada kue kacang dan semangat untuk mengangkat produk lokal, Pak Doni memutuskan untuk membuka usaha kue kacang yang kini telah beroperasi selama delapan tahun. Dalam kurun waktu tersebut, kue kacang Maknyus berhasil berkembang pesat dan menjadi salah satu UMKM unggulan di Jember.
Setiap harinya, kue kacang Maknyuss mampu memproduksi antara 1.000 hingga 1.500 toples kue kacang. Proses produksi ini didukung oleh 50 karyawan yang bekerja dengan sistem shift, untuk memastikan produksi berjalan lancar dan terus memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Tidak hanya menawarkan satu jenis kue kacang, usaha ini juga memiliki berbagai variasi rasa yang dapat memenuhi berbagai selera konsumen.
Permintaan pasar untuk kue kacang ini mencapai puncaknya saat bulan Ramadan atau mendekati hari raya Idul Fitri. Pada masa-masa tersebut, produksi bisa meningkat secara signifikan. Konsumen kue kacang Maknyuss tidak hanya berasal dari Jember, tetapi juga dari berbagai kota besar seperti Bali, Jakarta, Bandung, dan Samarinda. Bahkan, Pak Doni mengatakan ada konsumen dari Borneo yang meminta agar produk kue kacang ini diberi label brand mereka sendiri, hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan dan kepuasan terhadap poduk kue kacang Maknyuss.
Meskipun metode pembuatan kue kacang ini terbilang sederhana, namun Pak Doni menegaskan bahwa olahan kue kacang di desanya memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh produk sejenis dari kota-kota lain. Cita rasa yang khas dan kualitas yang terjaga membuat kue kacang dari Jember selalu diidentikkan dengan kelezatan dankualitas tinggi di berbagai platform. Selain itu, salah satu keunggulan dari kue kacang Maknyuss adalah produk ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet.
“Kue kacang yang menggunakan bahan pengawet umumnya akan terasa pahit setelah enam bulan”. ujar Pak Doni.
Berkat pengalaman beliau, kue kacang Maknyuss dapat bertahan hingga satu tahun dari tanggal produksi. Hal ini membuktikan kualitas bahan baku dan proses produksi yang sangat baik. Kunjungan mahasiswa KKN Kolaboratif tidak hanya bertujuan untuk melakukan survey, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral dan pembelajaran bagi para mahasiswa. Mereka dapat melihat langsung bagaimana sebuah UMKM dikelola, tantangan apa saja yang dihadapi, serta strategi yang digunakan untuk berkembang dan bersaing di pasar.
Pak Doni berharap kunjungan ini bisa memberikan wawasanbaru bagi para mahasiswa tentang pentingnya UMKM dalam perekonomian lokal. Ia juga mengharapkan agar lebih banyak generasi muda yang tertarik untuk mengembangkan usaha di bidang pangan dan mampu menciptakan lapangan kerja baru di daerah mereka.
Kue kacang Maknyuss merupakan contoh nyata bagaimana sebuah usaha kecil dapat berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Dengan dukungan yang terus mengalir, baik dari pemerintah maupun masyarakat, diharapkan semakin banyak UMKM seperti kue kacang Maknyuss yang bisa tumbuh dan sukses di masa depan. (*)
Komentar
Posting Komentar