Dialog Nasional PMI Sambut 14 Tahun Relawan
Jember- Dialog Nasional dalam rangka ulang tahun ke 14 relawan PMI
dan 74 tahun PMI dibuka oleh Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR di gedung
pendopo Wahyawibawagraha Jember. Dialog ini mengambil tema “Peran Pemda Dalam
Membangun Produktifitas PMI” berlangsung Hari Jumat, (6/12/2019).
Dalam kesempatan itu juga ditandatangani Memorandum of
Understanding antara PMI Jatim, PMI Jember dengan PT. Dayinta Eka Catra. MOU
ini atas dana hibah. Sumbangan amal atau bantuan sosial dari pihak swasta di
wakili oleh Ibu Nita. Nominal dana yang diterima PMI Jatim sebesar Rp.
2.000.000.000 (Dua Milyard Rupiah) dan PMI Jember mendapat sebesar Rp. 16
milyard).
Saat ini Jember sedang mempersiapkan diri menjadi The
Compationate City yang memiliki spirit yang sama dengan PMI yaitu menolong
sesama.
Dalam sambutannya, bupati mengatakan, “Kami bersyukur dan
bangga menjadi tuan rumah kegiatan ulang tahun PMI. Juga kami siap bersinergi
dengan PMI karena kami ingin kota kami
menjadi kota yang welas asih”
Masih kata bupati, “Mengacu pada undang-Undang
Kepalangmerahan, peran pemerintah daerah itu ada tiga. Tugas pertama yaitu
melindungi tugas kepalangmerahan, kedua memberikan dukungan dana ketiga
pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan kepalangmerahan.”
Sinergi pemda Jember dengan PMI sudah berjalan baik.
Kegiatan PMI mendapat bantuan dana dari APBD tetapi mekanismenya tidak sama
seperti waktu dulu. Bupati menjelaskan, “Bantuan dana tetap diberikan kepada
PMI tetapi melalui belanja-belanja langsung.”
Dengan nada bergurau, diakhir sambutannya bupati katakan,
”Saya daftar jadi pengurus PMI lagi kalau saya nanti pensiun” pungkas Faida. (Herry)
H.Haduri Wijaya Bin Hj.Mustofa (Unyil) – Rita Hapsari Ningtyas (si Gendut) Donasi ke PMI Jember dan Jatim ini adalah Modus penipuan Haduri atau yang dipanggil Wijaya atau Mustofa atau Haduri Wijaya Bin Hj.Mustofa dengan kelompoknya Rita Hapsari Ningtyas, mereka berpura pura donasi 200 Milyar ke PMI Jember / Jatim agar terlihat sebagai orang yang mempunyai harta warisan dari Malaysia atau mengaku warisan dari bapaknya pemilik freport, padahal uang 200 Milyar itu tidak pernah terrealisasi atau tidak pernah ada diberikan ke PMI Jember / Jatim , alias bodong sampai saat ini.
BalasHapusmaksudnya timur mereka ini (Haduri Wijaya & Rita Hapsari Ningtyas) adalah supaya para pengusaha atau pemilik aset melihat mereka sebagai investor valid.
modusnya adalah mereka berpura pura membeli aset senilai 100M-200M kemudian menawarkan investasi senilai 1T (Triliun) untuk bantuan usaha kepada pemilik aset yg akan mereka beli.
kemudian setelah tanda tangan MOU pembelian aset antara mereka dengan Pemilik aset, ke mudian mereka mewarkan bantuan investasi senilai 1T .
selanjutanya dikemudian hari mereka menandatangi MOU investasi 1T antara mereka dgn Pemilik aset.
setelah itu lalu mereka akan meminta uang adminitrasi ke pemilik aset yg akan di investasi 1T (Triliun) dengan uang admin sekitar 25 juta - 150 juta (bagi pemilik aset 25jt-150jt ini kecil dibanding 1 Triliun yg akan mereka terima) setelah dana administrasi 25jt-150jt cair dari pemilik aset yg akan dibantu investasi oleh H.Haduri Wijaya dan Rita Hapsari Ningtyas ini, maka mereka akan menghilang dan mencari korban baru,
berikut foto2 korban dan calon korban mereka dan laporan polisi tindak pidana 378 372 penipuan dan penggelapan
secara logika dan nalar investasi tidak mungkin ada dari perorangan sebesar 15 Triliun kepada Perusahaan lokal di Jawa timur , dan memakai kop surat "Bank Dunia / World Bank"
Penipu ini mengaku cucu dari pemilik Petronas Malaysia dan Freeport , padahal logatnya Haduri Madura , dan Rita Bahasa jawa