Petani Menjerit, LSM PPMJ Ingin Pemerintah Turun Langsung Ke Petani


H.  Imam Turyono, Kabid Humas dan Pertanian PPMJ

Jember. Petani di Kabupaten Jember untuk  saat ini  menjerit karena panen raya  tidak sesuaia  harapan. Harga gabah pada saat panen raya turun drastis begitu juga dengan tembakau Salah satu petani   Kelurahan Antirogo, H. Nurhasyim yang juga Ketua Gapoktan Antirogo miris melihat nasib petani saat panen raya, baik petani padi maupun tembakau terutama di  Antirogo yang juga sentra petani  tembakau. " Petani tidak untung,  musim panen petani  menjerit  karena harga gabah turun drastis. Harga gabah  dipermainkan tengkulak. Pemerintah daerah harus turun,   petani perlu pendampingan." Terang H. Nurhasyim didampingi H. Imam Turyono.

H.Nurhasyim Ketua Gapoktan Kelurahan Antirogo

Selain itu, saat musim tanam petani juga menghadapi ketersediaan pupuk yang langka dan mahal. " Petani butuh ketersediaan pupuk dan permodalan. Perlu  perhatian dari pemerintah daerah agar pupuk tidak langka.  " Paparnya.

Hal yang sama ditegaskan  Ketua Bidang Humas dan Pertanian PPMJ ( Perkumpulan Pemberdayaan Masyarakat Jember)  H. Imam Turyono, Kamis (8/4/2021).

Menurut anggota Gapoktan Kelurahan Antirogo ini, ada beberapa alasan mengapa petani buntung. " Harga pupuk langka dan mahal dan ketika panen raya, sebelum panen raya harganya luar biasa   melonjak, gabah padi 64 harganya  sampai 4.800, sekarang jadi 3.700. Selain 64, sekarang 3.200 -3. 400. Ini tidak seimbang antara harga jual dengan pengelolaan pertanian. " Terang H. Imam Turyono.

Untuk itu, pihaknya sebagai LSM dan juga petani  mengharapkan pada pemerintah daerah untuk turun langsung sebagai bapak Petani menjadi harapan petani sehingga petani tidak menangis terus, menjerit  terus.

" Kuncinya, semua pengusaha termasuk yang punya gudang padi,  di cover pemerintah dengan standart harga. Ada standart harga minimal, stadart harga maksimal." Ungkapnya.

Kalau tidak seperti itu, petani akan begini terus. Contohnya pada petani di Kelurahan  Antirogo. Ini juga terjadi pada petani tembakau. Saat panen raya harga tembakau juga jatuh. " Mohon pada Pemda, Dinas Pertanian dan pihak terkait yang membidangi Pertanian, terjun langsung pada daerah-daerah agar  petani yang ada di Kabupaten Jember terutama   di Antirogo Sumbersari  benar-benar menikmati tidak menangis. Sesuai harapan petani.  Katanya Pak Bupati, petani kerja keras tetapi ketika hasilnya tidak sesuai harapan." Ujarnya 

Harapan kedepannya, pihak terkait mulai mulai tingkat atas sampai daerah monitor, ada pengawasan secara langsung agar petani tidak jadi korban. " Kalau pemerintah dan pihak terkait tidak turun, ini akan tetap saja. Petani hanya jadi subjek, menjadi penghasilan orang yang punya uang. Sementara seperti itu yang terjadi. Ketahanan pangan tidak akan tercapai kalau pemerintah dan pihak terkait turun ke petani. Ini akan jadi sentra, petani jadi korban karena tidak di cover secara benar." Pungkasnya.

 ( Herry)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton