DP3AKB Jember Cegah Stunting Dengan Satgas Sekolah Ramah Anak ( SRA) Di SMA dan SMK

foto : Drs. Joko Sutriswanto, Msi, Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Kabupaten Jember

Jember. Pemkab Jember terus berupaya untuk cegah stunting, salah satunya  tidak melakukan  perkawinan anak atau  usia dini.  Pencegahan stunting dilakukan melalui sekolah- sekolah,  yaitu SMA,SMK dan SLB. Untuk itu, DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB) Kabupaten Jember  membentuk  Satgas SRA ( Sekolah Ramah Anak) yang sudah berjalan sejak 2021  dan ditargetkan  pada 2026,  SRA  sudah terbentuk di semua sekolah menengah atas di Kabupaten Jember.

"Banyaknya perkawinan anak di Jember, salah satunya mendorong terbentuknya  Satgas  Sekolah Ramah Anak (SRA)." Terang Drs. Joko Sutriswanto, Msi Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Jember, Jumat (3/2/2023).


Lebih lanjut, stunting bisa dikendalikan,  diturunkan dengan jalan Satuan Pendidikan Ramah Anak atau  Satgas SRA.

"Indikator SRA adalah Satgas kekerasan di sekolah." Ujarnya.


Menurut Joko, target  terbentuknya SRA  di SMA,  SMK dan SLB  sebanyak 252 Sekolah dari tahun 2021 - 2026.

"Tahun 2021 targetnya 42 sekolah, tahun 2022 targetnya  84 sekolah, tahun 2023 sebanyak 126 sekolah, tahun 2024 sebanyak 168 sekolah, tahun 2025 sebanyak 210 dan tahun 2026 sebanyak 252 sekolah." Paparnya.


Dengan adanya percepatan, pihaknya membentuk  Satgas SRA pada tahun 2021 tapi masih nol dan pada tahun 2022, SRA sudah terbentuk di 242 sekolah.

"Pencapaian 242  ini dari target 252, SLB, SMA dan SMK sederajat. Ini dibawah Bakorwil.. Tinggal 10 sekolah dari SLB." Tegasnya.


Untuk 10 sekolah yang belum terbentuk SRA  ini,  pihaknya akan menyelesaikan di tahun 2023 sehingga semuanya terbentuk di   252 sekolah. 

"Tinggal 10 sekolah, di tahun 2023 ini akan diselesaikan dan selanjutnya ke MA dan Ponpes." Imbuhnya 


Harapannya, ujar Joko, dengan terbentuknya SRA dan di Satgas itu   dibuat komitmen seperti misalnya, anak yang ( masih) sekolah di situ dilarang dikawinkkan oleh orang tuanya, itu bagus. Ini salah satu inovasi guru SMP yang bertugas di Sumberjambe, membuat komitmen itu. Anak yang sekolah di situ, bapaknya tanda tangan bermaterai  bahwa anaknya tidak dikawinkan.

"Cegah perkawinan anak untuk mencegah Stunting, AKI dan AKB juga turun." Pungkasnya. ( herry)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton