Dialog Pencapaian Penuh 5 SDGs Di Jember, Perkawinan Anak Masih Tinggi
Jember. barathanews.com. Dialog Multi pihak untuk mendukung Pencapaian Penuh 5 SDGS dengan narasumber Justine Anthonie dari Institut Kapal Perempuan Jakarta, Drs. Joko Sutriswanto Msi Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Jember, Dra. Ida Mardiyanti Bappeda Jember, Sri Sulistiani,Spd Gerakan Peduli Perempuan Jember dengan peserta sekitar 150 orang.
Kegiatan yang diselenggarakan, kerja sama Institut KAPAL Perempuan Jakarta, Peace Leader Jember, Pusat Studi Gender Perempuan dan Anak Universitas PGRI Argopuro, Alumni Training Advokasi Berbasis Data, Ikatan Mahasiswa Pancasila Universitas PGRI Argopuro Jember di Aula Kampus 1 Universitas PGRI Argopuro Jember. Jalan Jawa No. 10 Jember, Sabtu (23/9/2023).
Dialog dibuka oleh Rektor Universitas PGRI Argopuro Jember yang diwakili oleh Wakil rektor I Asroul Mais ST.,SPd,M.Pd, menyampaikan bahwa sebagai kampus yang memberikan ruang bagi sekitar 200 mahasiswa disabilitas. Sambutan juga disampaikan Budhis Utami, Direktur Institut KAPAL Perempuan Jakarta.
Menurut Justin Anthony G dari KAPAL Perempuan Jakarta, menjelaskan tentang kesetaraan gender atau tujuan 5 SDGs .
"Indonesia ada dalam skor rendah dalam data Indeks Gender SDGs 144 negara." Ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Drs. Joko Sustriswanto M.Si yang memaparkan data tentang masalah dispensasi perkawinan anak yang memprihatinkan.
"Salah satu usaha menuju pencapaian SDG's adalah pencegahan perkawinan anak yang merupakan kerja kolaborasi dan sinergi semua stakeholders." Ujarnya.
Sementara, Sri Sulistiani S.Pd dari Gerakan Peduli Perempuan Jember juga mengungkapkan tingginya angka perkawinan anak di Jember, memicu persoalan ikutannya yaitu tingginya AKI, AKB, stunting, KDRT, dan perceraian.
"Keseriusan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan bisa kita lihat jelas dari jenis program dan besaran anggaran yg dialokasikan secara mandiri pada APBD." Ujarnya.
Ditegaskan oleh Ida Mardiyanti dari Bappeda, komitmen Kabupaten Layak Anak Jember.
"Komitmen Kabupaten Layak Anak untuk penyuluhan dan sosialisasi mengalokasikan anggaran sebesar Rp.20.1000.000,- dan penanganan perkawinan anak merupakan permasalahan lintas sektor dan penanganannya harus terkoordinasi." Ujarnya.
Pada kesempatan ini, ada pesan-pesan yang disampaikan melalui kesenian lintas identitas etnis, usia dan sosial, yaitu (a) Tarian Wonderful Indonesia dari Sanggar Panti Asuhan Kanaan, (b) Lenden Tari Bocah (Forum Anak Jember), (c) Pemutaran Film “Tegar 2, Akhiri Perkawinan Anak” dari Suar Indonesia dan karya UMKM Kuliner Nusantara dan Dapur Kanaan dari anak-anak lintas etnis di Panti Asuhan Kanaan.
Menurut laporan panitia bersama Peace Leader, bahwa dialog ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di Jember, yaitu dari Kemenag Agama Jember, Dinas Kesehatan, DP3AKB, Bappeda, Dinas Pendidikan Jember, Tokoh Lintas Agama, Aliran Kepercayaan dan Lintas Etnis, kelompok penyandang disabilitas, kelompok ODHA, Pers Mahasiswa Kampus, BEM, Forum Anak Desa, Penyuluh lintas agama, PSGA Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Mahasiswa dari Universitas Jember, Universitas PGRI Argopuro, Universitas Asuniah Kencong, Universitas Kyai Ahmad Sidiq, Universitas Islam Jember, Universitas Muhamadiyah Jember, Jurnalis, KOPRI, KOHATI, LBH Jentera, GPP Jember, Suar Indonesia, Tanoker, Sekolah Perempuan Jember dan Sekolah Perempuan Puger Kreatif.
( herry)
Komentar
Posting Komentar