Penerbangan Langsung Jember-Jakarta Diharapkan Jadi 'Booster' Ekonomi dan Pariwisata
![]() |
Silaturahmi Pengusaha di Pendopo Bupati Jember |
Ketua PHRI Jember, Teguh Suprayitno, menyambut baik inisiatif penerbangan ini. Menurutnya, rute baru akan meningkatkan destinasi wisata dan berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat. Ia menyoroti efisiensi waktu perjalanan yang drastis.
"Imbas ke penginapan pasti lebih positif. Perjalanan darat Jember-Jakarta atau sebaliknya, meskipun lewat Banyuwangi atau Surabaya, membutuhkan waktu kurang lebih delapan jam termasuk transit dan perjalanan darat. Dengan adanya maskapai Fly Jaya ini, mungkin hanya butuh dua sampai tiga jam," jelas Teguh.
Memangkas Waktu, Menarik Pebisnis
Teguh menambahkan bahwa sebagian besar hunian hotel di Jember adalah para pebisnis dari perwakilan kantor yang beroperasi di wilayah Tapal Kuda. Jember, sebagai kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang, serta pusat pendidikan dengan adanya perguruan tinggi negeri, menjadikannya lokasi strategis.
Namun, PHRI mengakui tingkat hunian hotel (okupansi) saat ini masih berkisar antara 30% hingga 40% pasca-pandemi dan efisiensi pemerintah pusat. Okupansi hanya dapat meningkat signifikan saat ada event besar, seperti Jember Fashion Carnaval (JFC) atau MTQ, dan yang akan datang seperti Marching Band.
![]() |
Teguh Suprayitno ( atas) dan Budi ( bawah) |
"Ini lah harapan kami di situ, agar ada banyak event yang kalendernya sudah terdeteksi. Contohnya seperti kemarin ada Ancak Agung, kita tidak tahu bahwa event itu ada. Harusnya itu bisa menarik tamu untuk datang," ujarnya.
Bandara sebagai Gerbang Utama Destinasi
Senada dengan PHRI, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) dan Travel Wisata, Budi, melihat pembukaan Bandara Notohadinegoro sebagai gerbang utama untuk mendatangkan wisatawan.
Budi menekankan bahwa pariwisata Jember perlu dikemas dengan model yang paling cocok, tanpa harus melakukan renovasi besar-besaran. Jember memiliki beragam potensi: pantai, gunung, dan laut.
"Kita coba dengan kondisi yang ada, apa yang paling cocok. Wisatawan itu macam-macam, tidak harus wisata populer seperti Jatim Park. Kita kemarin bikin lomba catur di pinggir pantai, bikin camping, hadirkan chef bintang 4 bikin gala dinner. Banyak sekali yang bisa kita lakukan," kata Budi.
Ia menegaskan, kini saatnya Jember "menggebrak" untuk menjadi destinasi utama, bukan hanya tempat transit seperti dulu.
"Insya Allah Jember bisa. Ini bukan PR satu atau dua orang, ini adalah PR kita semua, karena stakeholder pariwisata itu bukan hanya Pak Bupati, tapi semuanya, termasuk juga media. Hal-hal yang remeh, akan menjadi sesuatu yang luar biasa," tutupnya.
Harapannya, penerbangan di Jember bukan hanya menuju Jakarta, tetapi dapat diperluas ke kota-kota lain, bahkan ditingkatkan dengan pesawat jenis jet, yang memerlukan dukungan perpanjangan runway bandara. Hal ini penting mengingat Jember yang terisolasi karena tidak memiliki jalur tol.
(herry)
Komentar
Posting Komentar