Yayasan Sosial Darma Budi Luhur Resmikan Kolumbarium Parantijati Jember, Siap Tampung Ribuan Abu Jenazah


Jember, barathanews.com. – Yayasan Sosial Darma Budi Luhur Jember secara resmi meresmikan Kolumbarium Parantijati Jember yang berlokasi di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Minggu (2/10/2025). Peresmian ini menandai dibukanya fasilitas penyimpanan abu jenazah yang diperkirakan mampu menampung hingga ribuan kotak abu.

Acara peresmian berlangsung khidmat, diawali dengan doa-doa pemberkatan dan sambutan dari Romo Ignatius Budiono O.Carm. Kemudian, dilanjutkan dengan pengguntingan pita dan pemotongan tumpeng sebagai simbol diresmikan dan dibukanya Kolumbarium Parantijati Jember.

Romo Ignatius Budiono O.Carm menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan pemberkatan rumah kolumbarium sebagai tempat penyimpanan abu jenazah saudara-saudara yang telah meninggal. "Ini peresmian. Hadir dalam kegiatan ini masyarakat sekitar, tokoh masyarakat, perwakilan Desa, RT/RW, Kapolsek, dan Koramil," ujarnya.


Meskipun Bupati Jember berhalangan hadir karena tugas lain, Romo Ignatius Budiono menyebutkan bahwa prasasti peresmian telah ditandatangani oleh Bupati pada pagi harinya.

Siap Digunakan dan Potensi Tampung Besar

Kolumbarium Parantijati Jember telah siap dipergunakan usai diresmikan. Romo Ignatius Budiono memperkirakan tempat ini memiliki kapasitas yang besar, direncanakan dapat menampung sekitar 900 kotak abu, dan masih bisa dikembangkan lebih lanjut mengingat lahan yang tersedia cukup luas.

"Perkiraan saya, bisa menampung 900. Direncanakan katanya 900 kotak, bisa tambah lagi lihat kebutuhan," jelas Romo Ignatius Budiono, seraya menambahkan bahwa Kolumbarium ini hanya tempat penyimpanan abu, bukan makam, dan abu yang disimpan sudah melalui proses kremasi.

Harapan Menjadi Tempat Ziarah dan Berkat Bagi Masyarakat

Dalam kesempatan ini, Romo Ignatius Budiono O.Carm menyampaikan harapannya agar Kolumbarium Parantijati Jember ini menjadi tempat yang baik. "Harapannya ya ini menjadi tempat yang baik di mana abu jenazah yang telah disimpan dengan aman, keluarga-keluarga bisa datang berkunjung untuk mendoakan, berziarah," tuturnya.

Romo Ignatius Budiono O.Carm ( kiri) dan Romo Yosep Utus O.Carm ( kanan)

Ia juga berharap lahan seluas 1,6 hektar yang masih tersedia dapat digarap, seperti ditanami sayuran, sehingga dapat menjadi berkat dan menghasilkan sedikit tambahan rezeki bagi masyarakat sekitar.

Romo Yosep Utus O.Carm menambahkan bahwa dukungan dari berbagai pihak sangat penting. Ia menyampaikan terima kasih kepada Bupati Jember atas izin tempat ini sebagai kolumbarium, serta izin dari Kepala Desa, RT/RW, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Kolumbarium Kedua di Keuskupan Malang

Fransiskus Xaverius Yiddi Purwa Mardianta, yang akrab disapa Yiddi, Humas Gereja Katolik Santo Yusup Jember, menjelaskan bahwa Kolumbarium berasal dari kata Kulomban Kata "kolumbarium" (atau "kulumbarium") berasal dari kata Latin "columbari". 

Secara harfiah, "columbari" merujuk pada struktur atau rumah tempat bersarangnya burung merpati (dove/pigeon house) berarti merpati, yang merujuk pada tempat-tempat kecil yang disediakan untuk penyimpanan abu.

"Kami senang karena tempat menyimpan perabuan. Di Keuskupan Malang ada 2 tempat menyimpan per-abuan, ini rencana yang kedua. Yang pertama ada di Malang, dan yang kedua di sini (Jember)," terang Yiddi.

Kolumbarium Parantijati Jember terbuka untuk siapa saja, dari manapun asalnya, meskipun diperkirakan sebagian besar akan datang dari Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso, yang membutuhkan tempat penyimpanan abu yang baik dan nyaman. 

( herry).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton