ATR/ BPN Jember Sosialisasikan LSD Dan Alih Fungsi Lahan.

             

Jember.  Sosialisasi terkait kebijakan LSD ( Lahan Sawah  Di Lindungi) dan  Alih Fungsi  Lahan  Pertanian  oleh Dirjen Pengendalian Hak Atas Tanah Kementerian Pertanahan  berlangsung di Kantor ATR/ BPN Jember, Jumat (3/5/2024).                        

Narasumber Sosialisasi ini, Dr.Ir. Andi Renald Direktur  Pengendalian Hak Atas Tanah, Alih Fungsi  Lahan,  Kepulauan  dan Wilayah  Tertentu yang di hadiri H. Rahman Anda, ST, MM, MT Kepala DPRKPCK ( Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Dan Cipta Karya) Jember,  Ir. Imam Sudarmaji,MM  Kepala  DTPHP ( Dinas Tanaman Pangan,  Holtikultura dan Perkebunan) Jember, Bambang Budi  Susetya Ketua REI Jember, Asyik Pamilu  Hadi,ST,MT  Ketua Apersi Korwil Jember,   Akademisi,  tokoh masyarakat dan undangan lainnya.                   

"Sosialisasi ini tujuannya,  memberikan Sosialisasi terkait kebijakan LSD yang  ada di Indonesia." Terang   Dr. Akhyar  Tarfi, S.Sit, MH Kepala ATR/ BPN Jember.          ,               

Hari ini lahan- lahan sawah,  menurut  Akhyar harus dipertahankan dalam rangka untuk ketersediaan pangan yang ada dalam  rangka untuk  mendukung ketahanan  pangan yang ada di Indonesia.                           

"Ketika ada lahan- lahan yang masuk dalam kawasan LSD, ada kebijakan  untuk  bisa di keluarkan. Ada syarat- syaratnya, cukup ketat  dan harus di penuhi  oleh siapapun juga tapi ini masih memungkinkan untuk  di keluarkan dari kawasan LSD." Ujarnya.                              

Di jelaskan oleh Akhyar,  lokasi  LSD di Jember itu ada  sekitar  77 ribu  hektare tetapi kalau dilihat dari aturannya,  antara LSD dan Tata Ruang perspektif nya itu beda. Di satu sisi, persepektifnya eksektik yaitu Lahan pertanian di satu wilayah  di petakan semua tanpa  melihat pola ruang atau tata ruang yang ada. Sedangkan tata ruang perspektifnya adalah proyeksi jangka panjang.           

"Bisa saja di tata ruang itu bukan  pertanian karena  jangka panjang tetapi  masuk dalam kawasan LSD.  Kawasan- kawasan seperti  ini bukan  pertanian tapi masuk kawasan LSD.  Ini dimungkinkan dikeluarkan  LSD nya sehingga kegiatan- kegiatan pembangunan  di kawasan- kawasan yang non pertanian  ini bisa di keluarkan rekomendasi nya, bisa dikeluarkan izinnya." Ungkapnya.        

Dr. Akhyar Tarfi, SSit,MH Kepala ATR BPN Jember 

Kedepan,  pihaknya berharap masyarakat tidak melaksanakan kegiatan  pembangunan, administrasi  yang terkait dengan pemanfaatan  tanah tersebut  sebelum LSD dikeluarkan.          

"Rekomendasi LSD terbit, Tanah itu bisa dimanfaatkan atau administrasi  terkait perijinannya di proses.  Sebelum rekomendasi dikeluarkan maka tidak bisa dilakukan  pembangunan maupun kegiatan- kegiatan  administrasi. " Pungkasnya. ( herry).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton