Sarasehan BakesbangPol Jember: Kolaborasi Radio dan Pemerintah Wujudkan Ketahanan Sosial Menuju Indonesia Damai 2025
JEMBER, barathanews.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jember menggelar sarasehan dalam kegiatan Jember Pluralitas Hub (JPH) yang bertajuk "Dari Udara Untuk Damai, Kolaborasi Komunikasi Radio dan Pemerintah" pada Jumat (18/7/2025) malam. Acara yang mengusung tema "Pilar Ketahanan Sosial Menuju Indonesia Damai 2025" ini berlangsung meriah.
Sarasehan ini menghadirkan tiga narasumber kompeten: Dima Akhyar, S.H., Wakil Ketua TP3D Jember, yang memaparkan materi tentang peran strategis Pemerintah Daerah dalam kolaborasi dengan insan radio; Drs. Itok Wicaksono, M.Si., Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jember, yang membahas dialog perspektif dalam lingkup pemerintahan; serta Ilham Junaidi Hajir, S.Kom., Kepala Bidang Aspirasi dan Pelayanan Publik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), yang berbicara tentang keterbukaan publik.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Bakorwil V Jember, BPBD Jember, Dinsos, Bappeda, Dispenda, serta sekitar 100 peserta dari RAPI dan ORARI, dan undangan lainnya.
Peran Penting Komunikasi Radio dan Aplikasi J-Kreep
Dalam sambutannya, Dandhy Radiant, S.STP., Sekretaris Bakesbangpol Jember mewakili Lingga Diputra. S.SOS Plt. Kepala BakesbangPol Jember menyampaikan beberapa poin penting. Beliau mengumumkan adanya aplikasi J-Kreep (Izin Penelitian) di Bakesbangpol yang kini dapat diakses secara daring. Lebih lanjut, Dandhy menekankan bahwa komunikasi radio bukan sekadar alat teknis, melainkan sarana krusial untuk membangun kewaspadaan dini terkait kerawanan konflik.
"Mari kita jaga kolaborasi dini agar suara menjadi damai," imbuhnya, menyerukan pentingnya sinergi untuk menciptakan kedamaian.
Wadul Gus'e dan Dialog Deliberatif
Dima Akhyar menyoroti pentingnya komunikasi, terutama dalam memastikan program dapat berjalan baik dan tepat sasaran.
"Komunikasi itu penting sehingga kita buat program namanya Wadul Gus’e. Program ini dirancang untuk mempersingkat sehingga responsibilitasnya tinggi. Itu bisa diakses melalui semua media bahkan pada saat off-line," ujarnya, memperkenalkan inovasi komunikasi publik Pemkab Jember.
![]() |
Dima Akhyar, SH |
Sementara itu, Itok Wicaksono membahas tentang dialog deliberatif. Ia mendorong ORARI, RAPI, dan radio komunitas lainnya untuk lebih terbuka. "ORARI, RAPI dan radio komunitas lainnya harus membuka diri yang terjadi adalah kepercayaan," jelasnya, menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik.
Komitmen Diskominfo untuk ORARI dan RAPI
Dari pihak Diskominfo, Ilham Junaidi Hajir mengakui bahwa ia belum dapat menyampaikan program spesifik untuk ORARI dan RAPI, namun berjanji akan menyampaikannya kepada pimpinan. "Kita targetkan program 1 tahun seperti TPID dan KIM. Untuk ORARI dan RAPI kita akan sampaikan pada pimpinan. Kita target juga 1 tahun sudah berhasil," ungkapnya, menunjukkan komitmen Diskominfo untuk mengintegrasikan peran komunitas radio dalam program-program pemerintah.
Acara yang dimoderatori oleh Silvia Sonya ini juga memberikan ruang tanya jawab, yang dimanfaatkan dengan baik oleh peserta untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan usulan kepada Pemerintah Kabupaten Jember. (herry).
Komentar
Posting Komentar