Jember Youth Festival, Upaya Suar Indonesia Wujudkan Jember Bebas Perkawinan Anak Melalui Keberlanjutan Program PKRS
JEMBER – barathanews.com. Ratusan pelajar dan pemuda Jember memadati aula Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember pada Kamis (28/8/2025) dalam acara Jember Youth Festival. Festival yang diinisiasi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Suar Indonesia ini mengangkat tema krusial: Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS).
Acara yang berlangsung meriah ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan penampilan seni dari siswa-siswi berbagai sekolah, sementara sesi kedua berupa lokakarya yang menghadirkan narasumber dari berbagai instansi penting. Hadir dalam lokakarya tersebut antara lain Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Ketua Komisi D DPRD Jember, Tim Percepatan Pengarah Pembangunan Daerah (TP3D) Jember, perwakilan media, serta Bappeda Jember.
Menurut Program Manajer Suar Indonesia, Budiman Widianarko, Jember Youth Festival merupakan penutup dari program empat tahun yang telah dijalankan di Jember. "Hari ini merupakan kegiatan terakhir kami, Suar Indonesia, di Jember. Selama empat tahun kami sudah berkhidmat membantu Kabupaten Jember dalam upaya pencegahan tiga hal: pencegahan perkawinan anak, pencegahan kekerasan berbasis gender, dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja," terang Budiman.
Selama empat tahun tersebut, Budiman mengakui banyak perubahan positif yang terjadi di Jember, terutama pada kalangan anak muda. "Perubahan terjadi pada orang muda, mereka sudah memiliki kemampuan public speaking yang bagus dan pengambilan keputusan yang tepat karena pengetahuan yang cukup," imbuhnya.
Ia menambahkan, isu perempuan dan anak, khususnya perkawinan anak, kini menjadi isu yang perlu direspons cepat oleh pemerintah daerah. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mendorong agar PKRS dapat menjadi program prioritas.
"Secara proyek kami selesai, tetapi secara kemanusiaan, kami masih berada di Jember untuk program-program lain. Harapan kami, praktik baik dan pendekatan yang kami lakukan dapat direspon dalam bentuk strategi keberlanjutan program oleh Pemerintah Daerah, sehingga PKRS bisa menjadi program prioritas dan melekat pada Dinas Pendidikan serta Kementerian Agama," tutur Budiman.
Budiman juga berharap, program PKRS ini dapat terus dijalankan karena sangat sejalan dengan misi Bupati Jember dalam menurunkan angka perkawinan anak. Mengingat, pencegahan perkawinan anak sangat efektif dalam mengurangi angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan masalah stunting yang ada di Kabupaten Jember. ( herry).
Komentar
Posting Komentar