FISIP UNEJ Gandeng Peace Leader Indonesia, Soroti Peran Budaya dalam Menjaga Identitas dan Integrasi Nasional
Jember, barathanews.com. – Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (UNEJ) sukses menggelar kuliah daring umum untuk mata kuliah Pengantar Sosiologi Semester 1. Acara yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (29/10) ini merupakan kolaborasi strategis dengan Peace Leader Indonesia untuk mengupas tuntas pentingnya pelestarian budaya dalam konteks kebangsaan.
Kuliah umum ini dimoderatori oleh Dr. Setyowakartiningsih, S.Sos., M.Si., dosen pengampu Sosiologi, dan menghadirkan tiga narasumber utama:
* Redy Saputro (Ketua Peace Leader Indonesia)
* Devi Marta Diana (Peace Leader Jember)
* Ardiriansyah Wijaya (Alumni Universitas Sumatera Utara dan Peserta Pertukaran Mahasiswa Nusantara)
Budaya Sebagai Jati Diri dan Kekuatan Nasional
Dalam sesi utamanya, Redy Saputro menegaskan bahwa budaya adalah warisan leluhur yang tak ternilai. "Kita harus melestarikan budaya Indonesia karena merupakan warisan leluhur yang menjaga identitas bangsa, memperkaya kearifan lokal, memperkuat rasa persatuan di tengah keberagaman, serta dapat menjadi daya tarik pariwisata," ujar Redy. Ia juga menekankan bahwa pelestarian budaya krusial untuk mencegah hilangnya identitas akibat pengaruh asing dan menjaga keutuhan integrasi nasional.
Sementara itu, Devi Marta Diana menyoroti kekayaan kultural Indonesia. "Keberagaman budaya adalah kelebihan Indonesia. Pelestarian budaya menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai antar suku dan daerah, serta memperkuat rasa nasionalisme dan persatuan," jelas Devi. Ia menambahkan bahwa ancaman kepunahan atau klaim pihak lain membuat pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama sebagai aset nasional.
Dari perspektif keragaman daerah, Ardiriansyah Wijaya memaparkan pentingnya pelestarian budaya suku, mencontohkan Budaya Batak. "Melestarikan budaya Batak sangat penting untuk menjaga identitas suku, memperkuat karakter dan nilai-nilai luhur, serta melestarikan keberagaman budaya Indonesia di tengah modernisasi. Ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas," katanya.
Pembelajaran Melalui Seni dan Kearifan Lokal
Untuk memberikan pengalaman belajar yang unik, sesi kuliah umum diselingi dengan penayangan video Peace Komedia berjudul "Nyawiji."
Video karya Hermas Arif dari Peace Komedia Lumajang, Jawa Timur, ini menampilkan penggambaran suasana Goro-Goro dengan humor cerdas (Go-Jek) antara Punakawan Petruk Kantong Bolong dan Ki Lurah Bagong. Penayangan diawali dengan janturan dan suluk pathet songo yang menciptakan suasana tenang dan damai, menyampaikan pesan-pesan moral untuk kehidupan sehari-hari.
Kegiatan kuliah daring ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kecintaan mahasiswa terhadap budaya nasional sebagai pilar utama dalam membangun karakter dan menjaga persatuan bangsa. ( herry)


Komentar
Posting Komentar