Pemkab Jember Bersinergi Tekan Kematian Ibu dan Bayi
![]() | |
Bupati Faida menyampaikan presentasinya |
Jember- Pemkab
Jember bersinergi dengan lembaga pendidikan tinggi dan lembaga kesehatan lain
guna menekan tingkat kematian Ibu dan Bayi di Jember. Lembaga tersebut antara
lain Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera (PUSKA) Universitas Indonesia,
USAI-JALIN dan LPPM Unair Surabaya. Bupati mengadakan lokakarya di dengan tema Lokakarya
Diseminasi Hasil Studi Every Mother and Newborn Counts (EMNC), Jumat 13
September 2019 di Pendopo Wahyawibhawagraha.
Dalam lokakarya ini juga diisi dengan penyampaian hasil penelitian
dari Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera (Puska) Universitas Indonesia (UI)
tentang AKI dan AKB di Kabupaten Jember.
Seperti diketahui bersama permasalahan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam fase pra hingga pasca persalinan,
menjadi perhatian tersendiri bagi Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR.Mengapa? Karena Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jember masih tergolong tinggi.
Bupati Faida menjelaskan bahwa hingga saat ini telah banyak
upaya yang dilakukan Pemkab Jember terkait upaya penurunan AKI dan AKB ini,
diantaranya revitalisasi pelayanan mulai tingkat dasar dan jaringannya. Hal ini
terkait dengan perbaikan sarana dan prasarana alat kesehatan untuk Puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang semula hanya ada 9
Puskesmas PONED, saat ini telah ada 25 Puskesmas berikut peningkatan SDM nya.
Bahkan sudah pernah diadakan pelatihan tingkat dasar selama dua kali.
Upaya Pemkab Jember lainnya adalah dengan memperbaiki sistem
rujukan dengan penyediaan 248 ambulance desa dan radiomedik untuk mempermudah
komunikasi antar jejaring, deteksi dini resiko tinggi ibu hamil melalui rujukan
berencana, revitalisasi tim penurunan angka kematian ibu dan bayi (Penakib),
mendekatkan pelayanan dengan kunjungan dokter spesialis (obgin dan SPA) ke
Puskesmas.
Upaya lainnya adalah perbaikan pelayanan FKTL, pemenuhan
sarana prasarana dan alat kesehatan untuk rumah sakit PONEK, pelatihan tim
kompetensi rumah sakit PONEK dan tersedianya BDRS yang merupakan kewajiban
rumah sakit PONEK.
Menurut Bupati Faida, hasil penelitian yang kemudian
dipresentasikan dalam lokakarya ini sangatlah penting untuk menentukan arah
kebijakan yang strategis, dan dapat ditindakanjuti di masa mendatang sekaligus
merupakan moment yang sangat baik bagi semua pihak yang terlibat untuk
menyumbangkan pemikiran, saran dan usulan untuk keberhasilan program. (Herry)
Komentar
Posting Komentar