KPRI Bahtera Kencana Jember, Gelar RAT Yang Tertunda Dan Rapat Kerja 2024

Jember.barathanews.com.   KPRI ( Koperasi Pegawai Republik Indonesia) Bahtera Kencana  DP3AKB Jember di tahun 2024 ini punya rencana untuk pegembangan usaha. Hal ini diungkapkan Poerwahjoedi, SE Plt. Kepala DP3AKB Jember saat menggelar Rapat Anggota Rencana Kerja 2024 sekaligus RAT Tahun Buku 2023, Sabtu (28/9/2024). 

"Tahun ini adalah RAT kami yang tertunda beberapa tahun yang kita laksanakan sebagai pertanggungjawaban pengurus untuk mempertanggunjawabkan selama kepengurusannya." Terang Poerwahyudi selaku Pembina KPRI Bahtera Kencana. . 

Lebih lanjut, Tahun 2021 dulu anggota kita sekitar 136 orang, sekarang mulai berkurang. 

"Kedepan kita juga akan mengajak anggota- anggota baru dari kantor DP3AKB, penyuluh KB dan kalau kelengkapan administrasi dan operasional bisa jalan juga mengajak ASN di OPD yang lain." Ujarnya.   

Meski tidak semua anggota  hadir, Poerwahjoedi memastikan bahwa RAT ini sudah memenuhi kuota dan RAT  bisa disyahkan. 

"Peserta yang hadir sekitar 47 lebih dan ini sudah memenuhi kuorum untuk mensyahkan RAT. RAT disyahkan kalau yang hadir 50%+1." Ujarnya. 

Kedepan, pihaknya berharap jumlah anggota akan bertambah tentu bisa meningkatkan kesejahteraan anggota dengan mengembangkan sektor- sektor lainnya selain simpan pinjam. 

"Sebagai pembina, saya mendorong koperasi Bahtera Kencana dengan melibatkan mitra- mitra yang lain, berkolaborasi sehingga semua bisa memberikan manfaat untuk kesejahteraan, dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. " Pungkasnya. 


Sementara, Drs. Suprihandoko MM Ketua KPRI Bahtera Kencana menyampaikan bahwa sekarang anggotanya sekitar 85 orang, berkurangnya anggota karena beberapa orang pensiun dan tidak ada pengganti. 

"RAT hari ini, harus dilanjutkan dengan pergantian pengurus, termasuk saya dan H. Edy karena sudah hampir purna semua. Harus peremajaan." Ujarnya. 

Kedepan, Suprihandoko meminta untuk dokumen administrasi, pelaporan keuangan pakai sistem yang baru dari pemerintah, 

"Ada program dari pemerintah pusat dengan UU yang baru, kita harus self diclear, kita harus deklarasi sendiri, meng-input data dan sebagainya, pada akhirnya koperasi kita terkoneksi dengan pusat." Ungkapnya. 

Suprihandoko meyakini, lebih memilih sistem koperasi clous dari pada terbuka untuk umum karena kalau terbuka akan menyulitkan terutama yang nakal-nakal karena di internal saja banyak yang macet. 

"Harapan saya tidak seperti itu, tidak hanya koperasi Bahtera Kencana tapi juga koperasi- koperasi yang lain , hal ini seperti yang disampaikan Kepala Diskop tadi." Pungkasnya. 

 ( herry)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disnaker Jember Gelar Bimtek Verifikasi Dan Validasi Data Pekerja Rentan/ Buruh Petani Tembakau, Akan Diajukan Untuk Menerima Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Pansus LKPJ DPRD, Kadin Jember Usulkan Kawasan Khusus Ekonomi Dan Aplikasi Cinta UMKM

Bulog Jember, Serap Gabah Petani Perhari Mencapai 2 Ribu Ton